IMPRESIF.COM – Imran Nahumarury buka suara soal tudingan dugaan penggelapan uang dengan modus mengambil fee agent dari kontrak pemain Malut United.
Dikutip dari laman Referensi Maluku, Imran Nahumarury dengan tegas mengatakan, tudingan tersebut merupakan fitnah keji.
“Ini fitnah keji. Aduh terlalu sekali. Mana ada begitu. Gaji seng (tidak) lah,” kata Imran kepada Referensi Maluku.
“Tuhan seng mungkin angkat beta (saya) sampai posisi ini kalau beta seng jujur.”
“Tapi, beta tahu ini permainan sapa. Istilahnya habis manis sepah dibuang,” ujar Imran.
Diberitakan sebelumnya, manajemen Malut United memutuskan memecat Imran Nahumarury dari posisi pelatih kepala.
Selain Imran Nahumarury, Yeyen Tumena juga ikut dipecat dari posisinya sebagai Direktur Teknik Malut United.
Direktur Utama PT Maluku Maju Sejahtera (MMS), Dirk Soplanit buka-bukaan menjelaskan alasan pemecatan Imran dan Yeyen.
Dikutip dari siwalimanews.com, Dirk Soplanit menjelaskan, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena terbukti diduga menyalahgunakan posisi mereka di klub.
Imran dan Yeyen, diduga meminta fee agen kepada pemain yang nilainya kata Dirk Soplanit cukup besar jika dikalkulasikan.
“Dari situ kami punya banyak bukti transaksi uang dari siapa ke siapa dan itu bagi kami sudah sangat tidak bisa ditolelir,” kata Dirk Soplanit.
“Maka opsinya hanya pemecatan karena kita tidak ingin manajemen rusak secara internal,” ujar Dirk.
Soplanit menegaskan, manajemen Malut United mengambil keputusan karena bersandar pada bukti kuat pelanggaran yang diduga dilakukan Imran dan Yeyen sejak tim berkompetisi di Liga 2.
Manajemen Malut United telah menerima bukti dari pemain, asisten pelatih hingga menemukan agen pemain asing di mana banyak bukti dan saksi bahwa ada uang yang diminta baik oleh pelatih kepala maupun direktur teknik.
Dirk Soplanit mencontohkan untuk kontrak pemain asing, terdapat fee agen yang ditentukan yakni sebesar 10 persen.