OPINI: Mengapa Praktik Pencucian Uang Rentan Terjadi di Sepak Bola Indonesia?

Pencucian Uang Sepak Bola Indonesia
Ilustrasi Pencucian Uang Sepak Bola. (Pixabay/Mohammed_hassan)

Sehingga para pembuat kebijakan pemerintah, penegak hukum, sektor keuangan dan otoritas pengatur olahraga dapat lebih memahami dan mulai menangani masalah ini.

Klub Indonesia Rentan Money Laundering

Selain match fixing atau pengaturan skor, sepak bola di Indonesia juga rentan dijadikan ‘lahan’ praktik money laundering/laundry atau tindak pidana pencucian uang.

Sejumlah laporan menyebutkan ada dugaan keterkaitan antara penyelewengan atau korupsi, seperti penggunaan anggaran pemerintah maupun praktik korupsi dalam proyek-proyek pemerintah.

BACA JUGA: Ramon Tanque Kembali Panen Kritikan dari Bobotoh Persib, Bojan Hodak Tetap Beri Pembelaan

Pada awal tahun 2025, publik sempat dihebohkan kasus KDRT yang diduga dilakukan seorang karyawan BUMN di Jawa Timur.

Kasus tersebut kemudian dikupas oleh salah satu akun anonim yang menguak dugaan permainan di balik proyek-proyek di BUMN yang berpusat di Jatim tersebut.

Hingga muncul dugaan uang-uang haram dari sejumlah proyek ‘dicuci’ di salah satu klub sepak bola.

Dugaan adanya uang ilegal yang berputar di sepak bola Indonesia, bukan hanya dari permainan anggaran dan proyek yang kaitannya dengan pemerintahan, juga praktik lain yang melibatkan perusahaan swasta, di dalam maupun luar negeri.

Klub-klub di kasta bawah, merupakan kelompok paling rentan dijadikan tempat pencucian uang. Tapi, bukan berarti di kasta atas juga tidak rentan menjadi tempat pencucian uang.***