IMPRESIF.COM – FIFA telah merilis laporan lengkap tentang keputusan Komite Disiplin yang menjatuhkan sanksi kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan 7 pemain naturalisasi Timnas Harimau Malaya.
Hukuman dijatuhkan kepada FAM dan 7 pemain Timnas Malaysia dengan tuduhan bahwa Malaysia terlibat dalam pemalsuan dokumen.
Meskipun dokumen setebal 17 halaman itu memberikan penjelasan atas keputusan tersebut.
Dokumen itu menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, terutama mengenai bukti konkret yang mendukung tuduhan pemalsuan.
Publik sepak bola di Malaysia, termasuk media-media di negeri jiran masih ‘ngeyel’ dengan keputusan FIFA.
Terbentuk asumsi di negeri jiran yang menyebut tinjauan tersebut menemukan bahwa FIFA tidak memberikan bukti konkret bahwa Malaysia telah memalsukan dokumen resmi untuk mendaftarkan pemain yang dimaksud.
Dalam laporan tersebut, FIFA menyatakan bahwa mereka menerima informasi dari negara asal pemain terkait asal usul para pemain naturalisasi Malaysia yang kemudian dijatuhi sanksi larangan main selama 12 bulan.
BACA JUGA: FAM Ditantang Buktikan 7 Pemain Naturalisasi Memiliki Garis Keturunan Malaysia
Sebaliknya, Malaysia telah menyerahkan dokumen asli yang dilegalisasi oleh otoritas negara asal pemain.
Termasuk akta kelahiran dan dokumen pendukung lainnya, tetapi FIFA belum memberikan klarifikasi lebih lanjut tentang keabsahan dokumen tersebut.
Sementara pengalaman menunjukkan bahwa tuduhan awal FIFA tidak selalu akurat. Kasus Emilio Nsue dari Guinea Khatulistiwa adalah contoh nyata.
Nsue, mantan pemain Spanyol U-19, diskors pada tahun 2015 setelah FIFA menyatakan ia tidak memenuhi syarat untuk mewakili Guinea Khatulistiwa karena masalah dokumen asal-usulnya.
Namun, penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa kewarganegaraannya sah melalui ibunya, dan FIFA akhirnya mencabut beberapa dakwaan.
Kasus ini menunjukkan bahwa kelemahan administratif dan kesalahan dokumentasi dapat berujung pada dakwaan serius.
Situasi yang kini mirip dengan kasus tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang diskors karena diduga memalsukan dokumen asal keluarga.