Pada era 1990-an ada Benny Wijaya, yang dianggap sebagai petenis tunggal putra terbaik Indonesia yang meraih medali perunggu tunggal putra di Asian Games 1994 Hiroshima, usai kalah dari legenda tenis India, Leander Paes.
Lalu muncul Suwandi yang bersama Benny Wijaya, Bonit Wiryawan, dan Donny Susetyo meraih medali perak tenis beregu putra Asian Games Hiroshima 1994.
Indonesia Pernah Kumpulkan Ganda Terbaik Dunia
Selain kiprah para petenis di lapangan, terutama di era 1990-an, dari segi penyelenggaraan, Indonesia pernah jadi tuan rumah beberapa turnamen tenis yang lumayan bergengsi.
Seperti pada November 1994, Indonesia menggelar turnamen tenis khusus ganda yang melibatkan para pemain elite dunia saat itu, bertajuk Tennis Masters Cup di Jakarta.
Salah satunya adalah ganda putra legendaris, Mark Woodforde/Todd Woodbridge yang dikenal dengan julukan The Woodies.
Selain The Woodies Tennis Masters Cup yang merupakan rangkaian dari agenda ATP World Tour, juga diikuti sejumlah pasangan ganda putra terbaik.
Di antaranya Jan Apell/Jonas Björkman (Swedia) yang akhirnya menjadi juara usai mengalahkan The Woodies di final dan ganda putra legendaris Belanda, Jacco Eltingh/Paul Haarhuis.
Perhatian media saat itu kepada tenis nasional dan dunia pun cukup besar. Turnamen ganda dunia itu, juga disiarkan langsung stasiun televisi nasional.
Turnamen tenis bergengsi lainnya adalah turnamen tenis di sektor putri yang namanya tergantung siapa sponsor utamanya.
Pada era 1990-an, ketika digelar dengan nama Wismilak Open, sejumlah petenis putri yang namanya lumayan beken ikut berpartisipasi seperti Arantxa Sánchez Vicario.
Di dekade kedua era 2000-an, Indonesia juga sempat menggelar turnamen WTA Tour yang cukup bergengsi di Bali.
