IMPRESIF.COM – Dana Bagi Hasil (DBH) DKI Jakarta dipangkas hingga Rp15 triliun oleh pemerintah pusat, apakah bakal berdampak kepada Persija Jakarta?
Pemerintah pusat memangkas dana bagi hasil atau DBH ke daerah, dan Jakarta jadi provinsi yang dipotong paling besar di antara semua provinsi.
Dipotongnya DBH Jakarta mendorong Pemprov Jakarta untuk melakukan efisiensi anggaran di sejumlah sektor.
Hal itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung merespons pemangkasan DBH oleh pemerintah pusat.
Selain mendorong BUMD lebih kreatif, Pramono mengatakan akan mengkaji ulang sejumlah pos anggaran.
Salah satu pos anggaran yang akan dikaji ulang Pemprov Jakarta adalah subsidi transportasi umum, termasuk moda transportasi TransJakarta
Subsidi transportasi di Jakarta, kata Pramono, tergolong besar.
BACA JUGA: Persipura Menang Comeback di Markas Persela Usai Insiden Mati Lampu
Saat ini, warga hanya membayar Rp3.500 untuk tarif transportasi umum.
Padahal biaya subsidi yang ditanggung pemerintah per orang mencapai belasan ribu.
“Apakah subsidi transportasi, karena subsidi transportasi kita itu per orang bisa hampir Rp15.000,” kata Pramono.
“Sedangkan dengan berbagai hal kami akan kaji kembali termasuk hal-hal lain,” ucap Pramono dikutip dari laman Kompas, Senin 6 Oktober 2025.
Lalu bagaimana dampaknya kepada sektor lain, termasuk belanja iklan atau promosi? Salah satunya anggaran sponsor BUMD Jakarta ke Persija.
Seperti diketahui keuangan Persija disokong oleh sponsor BUMD Jakarta seperti PAM Jaya, Bank Jakarta (dulu Bank DKI) dan dua BUMD transportasi, PT MRT dan PT TransJakarta.
Selain BUMD, Persija juga mendapatkan dukungan dari sponsor swasta seperti Le Minerale, Indomie dan Hyundai.
Meski dampaknya tidak dirasakan saat ini, namun pemotongan DBH Jakarta oleh pusat, efeknya mungkin akan dirasakan Persija ke depan.
Dengan adanya pemotongan DBH, BUMD-BUMD Jakarta diperkirakan akan melakukan rasionalisasi anggaran di sejumlah sektor atau program, salah satunya sponsorship.***